Wednesday, 28 November 2018

Bahaya Penyedap Rasa 'MSG' pada Makanan




Bahaya Penyedap Rasa 'MSG' pada Makanan

Penulis: Kiki Safitri | Editor: Triansari Prahara

Ilustrasi (Berbagai Sumber)

Jumat, 4 September 2015 | 11:30

Analisadaily - Banyak orang saat ini yang sangat menghindari penyedap rasa makanan yang dikenal dengan nama MSG (Mono Sodium Glutamat). Jenis penyedap ini sering diistilahkan sebagai ‘Silent Killer’ pada makanan yang Anda konsumsi. MSG umumnya tersedia pada lemari dapur, karena sifatnya adalah sebagai perasa yang dicampurkan dalam makanan.

Dilansir dari Huffington post, MSG diketahui merupakan salah satu zat adiktif terburuk di pasar makanan yang digunakan dalam sup kalengan, kerupuk, daging, penyajian salad, serta makanan beku dan banyak lagi. MSG ditemukan di supermarket, restoran, kantin sekolah anak Anda dan bahkan dalam makanan bayi dan susu formula.

Di Amerika, bubuk MSG pertama kali muncul pasar AS dengan sebutan "Accent". Hingga pada tahun  1908, monosodium glutamat barulah ditemukan. Penemu MSG adalah Kikunae Ikeda, seorang pria Jepang yang mengidentifikasi rasa alami pada substansi rumput laut.
Mengambil petunjuk dari zat ini, MSG juga terdapat dalam produk Ajinomoto, yang merupakan produsen terbesar di dunia. MSG mengandung sekitar 78 persen murni asam glutamat, 21 persen natrium, dan 1 persen kontaminan. 

Selama ini, kesalahpahaman konsumen masih terus berlanjut. Meskipun MSG menciptakan sensasi rasa gurih pada makanan sebagai pelunak daging, namun kenyataannya MSG justru hanya memiliki sedikit rasa. Hal ini dilakukan dengan menipu lidah Anda, menggunakan perasa dalam jumlah sedikit dilakukan oleh produsen umami.

Umami adalah rasa glutamat, yang merupakan rasa gurih ditemukan dalam banyak makanan Jepang, daging dan juga dalam makanan adiktif beracun MSG. Hal ini karena umami lebih kuat dan umumnya lebih baik untuk banyak orang daripada makanan tanpa penyedap itu.

Pada tahun 1959, FDA Amerika Serikat menyatakan bahwa makanan berlabel MSG diakui sebagai makanan yang aman. Namun, 10 tahun kemudian kondisi yang dikenal sebagai "Chinese Restaurant Syndrome" memasuki literatur medis, menggambarkan berbagai efek samping, dari mati rasa yang berakibat pada kondisi jantung berdebar yang dialami usai seseorang mengonsumsi MSG. Hari ini sindrom ini lebih tepat disebut "Gejala Kompleks MSG" dimana FDA mengidentifikasi sebagai "reaksi jangka pendek" untuk MSG. Namun ini tidak menutup kemungkinan akan mengalami reaksi yang lebih buruk.

Alasan MSG begitu Berbahaya

MSG dikatakan merupakan zat berbahaya yang dikemukakan oleh Dr Russell Blaylock, seorang ahli bedah saraf bersertifikat. Ia menjelaskan bahwa MSG adalah excitotoxin, yang menyebabkan sel Anda ke titik kerusakan atau kematian, serta kerusakan otak dalam beberapa kondisi. Akibat hal ini, konsumen MSG berpotensi memperburuk ketidakmampuan anak belajar, meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, penyakit Lou Gehrig dan banyak lagi.

Dalam sebuah penelitian menunjukkan suntikan glutamat pada hewan laboratorium mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak. Meskipun FDA terus mengklaim bahwa mengkonsumsi MSG dalam makanan tidak menyebabkan efek sakit, banyak ahli lainnya mengatakan sebaliknya.

Menurut Dr Blaylock, banyaknya reseptor glutamat yang ditemukan dalam sistem konduksi listrik jantung Anda dan otot jantung itu sendiri dapat merusak hati Anda, dan bahkan dapat menngakibatkan kematian mendadak yang terkadang terlihat pada atlet muda.

"Ketika kelebihan excitotoxins makanan, seperti MSG, yang menghidrolisis protein isolat protein kedelai dan berkonsentrasi, menjadi seperti bumbu alami, sodium caseinate dan aspartat dari aspartam, kemudian dikonsumsi, maka reseptor glutamat ini lebih dirangsang dan menyebabkan produksi aritmia jantung,” kata Dr Blaylock.

Banyak efek samping lainnya juga telah dikaitkan dengan konsumsi secara teratur MSG, termasuk, obesitas, kerusakan mata, sakit kepala, kelelahan, disorientasi, dan depresi.
Selanjutnya, FDA mengakui bahwa reaksi jangka pendek yang dikenal sebagai Gejala Kompleks MSG bisa terjadi pada kelompok orang tertentu, yaitu mereka yang telah mengonsumsi MSG dalam dosis besar atau mereka yang memiliki asma. Menurut FDA, Gejala Complex MSG dapat melibatkan gejala seperti, mati rasa, pembakaran sensasi
kesemutan, sesak, nyeri dada atau kesulitan bernapas, sakit kepala, mual, detak jantung cepat, mengantuk dan lelah.

Hingga saat ini tidak ada yang tahu pasti berapa banyak orang  yang sensitif terhadap MSG, namun studi dari tahun 1970-an menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari 25 persen menjadi 30 persen dari penduduk AS yang toleran terhadap MSG yang ditemukan dalam makanan. Karena penggunaan MSG berkembang secara dramatis sejak saat itu, sudah diperkirakan bahwa sampai 40 persen dari populasi mungkin terkena dampak MSG ini.

http://m.analisadaily.com/read/bahaya-penyedap-rasa-msg-pada-makanan/167417/2015/09/04

Tinggalkan komen anda berkaitan pengalaman-pengalaman berharga anda di ruangan bawah ini.

Satu Hari Makan 1kg ajinomoto


Satu hari makan 1kg ajinomoto

Satu hari makan 1kg ajinomoto?
Bagaimana perkara ini boleh berlaku?

Satu kisah seorang pengusaha kantin di sebuah sekolah do Johor.

Bang, kerja kantin ni mesti guna pelaris ajinomoto kan? Eah, mestilah. Kalau tak orang tak nak makan, katanya tak sedap masakan awak ni. Kurang masib. Tawar dan sebagainya.

Satu hari belanja dapur harian untuk kantin saya mesti guna 1kg ajinomoto. Dah tukang masak saya request.

Katanya boleh kurangkan penggunaan garam. Guna sikit sahaja sudah jadi sedap masakan. Rasa asli masakan menyerlah.

Banyak tu 1 kilo?!

Ia lah, seorang makan sikit seramai 700 pelajar dan guru, cukup 1kilo ajinomoto.

Ooh. Patutlah ada pelajar yang tidur tak bangun-bangun bila dikejut.
Kelas baru bermula 5 minit dah menguat-nguap. Ramai tak hadir ke sekolah atau lambat ke sekolah akibat sukar bangun pagi. Bila perkara pelajaran disampaikan secara verbal sahaja kebanyakan tidak dapat hadam memahami, pelajar sukar tangkap isi pelajaran.

1kg banyak tu. Nyaya kat orang.

Tinggalkan komen anda berkaitan pengalaman-pengalaman berharga anda di ruangan bawah ini.

Sunday, 25 November 2018

Mee Segera Makanan Ruji Orang Indonesia

Gambar dari carian google

Mee Segera Makanan Ruji Orang Indonesia.

Sewaktu melancong ke indonesia sepanjang beberapa kali bertandang ke sini ada satu perkara yang menarik perhatian aku.

2009 ke Padang, Sumatera.
2012 ke Madura, Jawa Timur.
2018 ke Surabaya, Jawa Timur.

Dapat disimpulkan, menu ruji masyarakat indonesia kebanyakannya adalah mee segera. Suka megi lah senang cakap dengan brand mee segera yang pelbagai.

Baik yang kaya mahupun sederhana dan susah hidupnya, mee segera sudah sebati dengan kehidupan masyarakat Indonesia.

Erm... Apa agaknya kesan apabila makan mee segera disebabkan perencahnya ada kandungan MSG ajinomoto?

Pernah sekali, eksperimen atas diri sendiri. Selama 5 hari ujikaji makan meggi (yang dijalankan di Malaysia).
Pagi sarapan meggi rebus tambah telur.
Tengag hari meggi rebus sebagai lauk makan dengan nasi.
Malam pula meggi goreng.

Rasa sedap memang sedap, namun, kesannya pada hari-hari dengan meggi, menjalani kehidupan dengan sukar sekali.
Sukar berfikir. Otak sentiasa loading.
Jika membaca perlu ulang beberapa kali untuk faham isi teks itu. Mengantuk jangan dicerita, bukan kepalang. Bangun pagi dari tidur malam yang selalu terlajak.

Bagaimana pula kesan terhadap masyarakat dalam volume yang besar dan apa kesannya kepada sesebuah negara?

ps: artikel ini ditulis semasa penulis berada di Surabaya.


Tinggalkan komen anda berkaitan pengalaman-pengalaman berharga anda di ruangan bawah ini.

Monday, 5 November 2018

1 lawan 12. Siapa menang?


1 lawan 12. Siapa menang?

Ramai dikalangan kita yang menganggap makan banyak adalah penyebab mengantuk. Saya fikir, ia adalah anggapan sebilangan besar orang daripada kita.

Sebenarnya, makan banyak bukanlah penyebab rasa mengantuk...

Dan puncanya ialah MSG.

Kenapa saya menyatakan demikian?

Pada suatu hari, saya makan banyak iaitu sebanyak dua pinggan nasi lauk tengahari tanpa MSG. Lauk masak sendiri homemade lebih terjamin.

Selepas habis makan banyak, terus memandu pada jam 1.30 tengahari sejauh 30km. Rasa mengantuk tiada dan hanya menguap sebanyak 1 kali.

Berbanding dengan makan di kedai nasi ayam ge**s 2 di Segamat (ini kisahnya) dan pulang pada jam 9 malam memandu pulang sejauh 30km juga dalam keadaan satu keluarga saya sudah "pengsan" dan saya menahan tidur sambil memandu dan menguap sebanyak 12 kali.

Kesimpulannya di sini, jika nak dibandingkan memandu sejauh 30km pada waktu "peak" tengahhari dan pada jam 9 malam dengan 1 berbalas 12 bukan mainan. Makan banyak tanpa MSG berbanding makan sedikit tapi dengan MSG perlu diambil perhatian berkaitan makan banyak bukan penentu rasa mengantuk melainkan disebabkan MSG.

Ada sesuatu yang perlu dikaji lagi kerana ini adalah MSG.

Tinggalkan komen anda berkaitan pengalaman-pengalaman berharga anda di ruangan bawah ini.