Bahaya Penyedap Rasa 'MSG' pada Makanan
Penulis: Kiki Safitri | Editor: Triansari Prahara
Ilustrasi (Berbagai Sumber)
Jumat, 4 September 2015 | 11:30
Analisadaily - Banyak orang saat ini yang sangat menghindari penyedap rasa makanan yang dikenal dengan nama MSG (Mono Sodium Glutamat). Jenis penyedap ini sering diistilahkan sebagai ‘Silent Killer’ pada makanan yang Anda konsumsi. MSG umumnya tersedia pada lemari dapur, karena sifatnya adalah sebagai perasa yang dicampurkan dalam makanan.
Dilansir dari Huffington post, MSG diketahui merupakan salah satu zat adiktif terburuk di pasar makanan yang digunakan dalam sup kalengan, kerupuk, daging, penyajian salad, serta makanan beku dan banyak lagi. MSG ditemukan di supermarket, restoran, kantin sekolah anak Anda dan bahkan dalam makanan bayi dan susu formula.
Di Amerika, bubuk MSG pertama kali muncul pasar AS dengan sebutan "Accent". Hingga pada tahun 1908, monosodium glutamat barulah ditemukan. Penemu MSG adalah Kikunae Ikeda, seorang pria Jepang yang mengidentifikasi rasa alami pada substansi rumput laut.
Mengambil petunjuk dari zat ini, MSG juga terdapat dalam produk Ajinomoto, yang merupakan produsen terbesar di dunia. MSG mengandung sekitar 78 persen murni asam glutamat, 21 persen natrium, dan 1 persen kontaminan.
Selama ini, kesalahpahaman konsumen masih terus berlanjut. Meskipun MSG menciptakan sensasi rasa gurih pada makanan sebagai pelunak daging, namun kenyataannya MSG justru hanya memiliki sedikit rasa. Hal ini dilakukan dengan menipu lidah Anda, menggunakan perasa dalam jumlah sedikit dilakukan oleh produsen umami.
Umami adalah rasa glutamat, yang merupakan rasa gurih ditemukan dalam banyak makanan Jepang, daging dan juga dalam makanan adiktif beracun MSG. Hal ini karena umami lebih kuat dan umumnya lebih baik untuk banyak orang daripada makanan tanpa penyedap itu.
Pada tahun 1959, FDA Amerika Serikat menyatakan bahwa makanan berlabel MSG diakui sebagai makanan yang aman. Namun, 10 tahun kemudian kondisi yang dikenal sebagai "Chinese Restaurant Syndrome" memasuki literatur medis, menggambarkan berbagai efek samping, dari mati rasa yang berakibat pada kondisi jantung berdebar yang dialami usai seseorang mengonsumsi MSG. Hari ini sindrom ini lebih tepat disebut "Gejala Kompleks MSG" dimana FDA mengidentifikasi sebagai "reaksi jangka pendek" untuk MSG. Namun ini tidak menutup kemungkinan akan mengalami reaksi yang lebih buruk.
Alasan MSG begitu Berbahaya
MSG dikatakan merupakan zat berbahaya yang dikemukakan oleh Dr Russell Blaylock, seorang ahli bedah saraf bersertifikat. Ia menjelaskan bahwa MSG adalah excitotoxin, yang menyebabkan sel Anda ke titik kerusakan atau kematian, serta kerusakan otak dalam beberapa kondisi. Akibat hal ini, konsumen MSG berpotensi memperburuk ketidakmampuan anak belajar, meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, penyakit Lou Gehrig dan banyak lagi.
Dalam sebuah penelitian menunjukkan suntikan glutamat pada hewan laboratorium mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak. Meskipun FDA terus mengklaim bahwa mengkonsumsi MSG dalam makanan tidak menyebabkan efek sakit, banyak ahli lainnya mengatakan sebaliknya.
Menurut Dr Blaylock, banyaknya reseptor glutamat yang ditemukan dalam sistem konduksi listrik jantung Anda dan otot jantung itu sendiri dapat merusak hati Anda, dan bahkan dapat menngakibatkan kematian mendadak yang terkadang terlihat pada atlet muda.
"Ketika kelebihan excitotoxins makanan, seperti MSG, yang menghidrolisis protein isolat protein kedelai dan berkonsentrasi, menjadi seperti bumbu alami, sodium caseinate dan aspartat dari aspartam, kemudian dikonsumsi, maka reseptor glutamat ini lebih dirangsang dan menyebabkan produksi aritmia jantung,” kata Dr Blaylock.
Banyak efek samping lainnya juga telah dikaitkan dengan konsumsi secara teratur MSG, termasuk, obesitas, kerusakan mata, sakit kepala, kelelahan, disorientasi, dan depresi.
Selanjutnya, FDA mengakui bahwa reaksi jangka pendek yang dikenal sebagai Gejala Kompleks MSG bisa terjadi pada kelompok orang tertentu, yaitu mereka yang telah mengonsumsi MSG dalam dosis besar atau mereka yang memiliki asma. Menurut FDA, Gejala Complex MSG dapat melibatkan gejala seperti, mati rasa, pembakaran sensasi
kesemutan, sesak, nyeri dada atau kesulitan bernapas, sakit kepala, mual, detak jantung cepat, mengantuk dan lelah.
Hingga saat ini tidak ada yang tahu pasti berapa banyak orang yang sensitif terhadap MSG, namun studi dari tahun 1970-an menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari 25 persen menjadi 30 persen dari penduduk AS yang toleran terhadap MSG yang ditemukan dalam makanan. Karena penggunaan MSG berkembang secara dramatis sejak saat itu, sudah diperkirakan bahwa sampai 40 persen dari populasi mungkin terkena dampak MSG ini.
http://m.analisadaily.com/read/bahaya-penyedap-rasa-msg-pada-makanan/167417/2015/09/04
Tinggalkan komen anda berkaitan pengalaman-pengalaman berharga anda di ruangan bawah ini.